Kabid PK BPBD Jember: Khawatir Bencana Nasional Banjir Bandang Tahun 2006 Terulang

Kabid PK BPBD Jember: Khawatir Bencana Nasional Banjir Bandang Tahun 2006 Terulang

jareku.id

PATUT bersyukur. Dalam 2-3 hari ini bencana hidrometeorologi di Jember relatif “tidak sedramatis” seperti yg dikhawatirkan banyak orang. Terutama para pejabat pemerintah. Bahkan sampai Ahad malam (21 November2021) merata di seluruh wilayah kecamatan Kabupaten Jember: hujan tidak lebat. Cuma gerimis.

“Jember kota terang benderang,” cetus Bazoka Permadi, jurnalist senior. “Nang nggonku gluduk medeni,” timpal Indra GM dari Tanggul, yang maksudnya gemuruh menakutkan.

Dalam dua hari dua malam ini memang hujan di Jember tidak lebat. Aman aman saja. Kemarin malam purnama sidi juga tak terusik “tangis rengganis”._Ayyamulbidh tetap terlakoni dengan lancar bagi yang mengibadahi.

Berbincang singkat dengan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Mahmud Rizal, S.Sos, yakin dengan info prakiraan BMKG tidak meleset. Hanya fenomena alam yang berubah mendadak. Sehingga prakira BMKG (Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika) tersebut kurang tepat betul. Namun secara global prakiraan cuaca itu sangat tepat.

“Saya khawatir peristiwa bencana 2006 terulang,” tutur Mahmud Rizal yang mantan wartawan radio Akbar itu. Maksudnya, peristiwa bencana nasional banjir bandang dan tanah longsor di Desa Suci Panti. Persis malam tahun baru tahun 2006. Awal Bupati Jember dijabat Ir. H.MZA Djalal.

Bencana ini menelan ratusan korban. Dipicu oleh curah hujan yang lebat serta tanah longsor menutup sungai. Akibatnya terciptalah air bah atau banjir bandang yang merenggut nyawa ratusan warga Desa Panti, Desa Suci dan warga sekitar sungai. Waktu itu recovery bencana berlangsung cukup lama. Berbulan bulan. Hampir semua pejabat pusat datang. Menjenguk Panti Jember. Tak terkecuali Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebab itu, saat prakira BMKG menyebut ancaman bencana hidrometeorologi (hujan lebat yg lama) di Jember. Bupati Hendy Siswanto dan Kabid PK BPBD, Mahmud Rizal betul-betul sigap mengantisipasinya.

Menurut Mahmud Rizal, ancaman ancaman hujan lebat bulan ini, sesuai dg prakira BMKG masih 200-300 mm, Desember 300-400 mm dan puncaknya pada Januari 2022 curah hujan sampai pada 400-500. “Yang sangat kita khawatirkan kalau curah hujan hujan tinggi di hulu. Kemudian ada tebing sungai yang ambrol menutup sungai maka aliran air liar kemana mana,” katanya.

Sebab itu berbgai langkah antisipatif dilakukan. Tiga pilar: pemerintah, masyarakat dan pengusaha harus sinergi terlibat.

Berikut prakiraan BMKG secara nasional:

  1. POTENSI CUACA

Analisis BMKG menunjukkan kondisi atmosfer tidak stabil dalam beberapa hari ke depan. Meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Indonesia , khususnya bagian tengah dan timur.

Kondisi itu diperkuat aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia. Selain itu, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan.

BMKG memprakirakan, sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan INTENSITAS SEDANG – LEBAT yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi.

  1. REKOMENDASI

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es), yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui:

http://www.bmkg.go.id;
follow media sosial @infoBMKG;
aplikasi iOS dan android “Info BMKG”;
atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Jakarta, 15 Juli 2021

Deputi Bidang Meteorologi /// Ghani.

Headline